Halaman

Senin, 11 April 2011

Serangan Jantung, Pengenalan Dini, dan Pertolongannya


Pengantar
Tidak seorangpun yang tidak takut terkena serangan jantung, karena sampai saat ini serangan jantung masih menjadi masalah kesehatan utama yang dapat menyebabkan kematian mendadak. Saya adalah salah seorang yang sudah terkena serangan jantung pada usia 40 tahun. Sebagai  penderita tentu akan sangat berguna jika berbagi cerita untuk menghindari penyakit yang satu ini. Menurut penjelasan Irfan Arief  & Dr. dr. Idris Idham, SpJP, FESC, Penyakit jantung koroner (PJK) antara lain dapat berupa penyakit jantung iskemi karena penyempitan pembuluh darah koroner, serangan jantung mendadak atau istilah akademisnya infark miokard akut, dan dapat pula berupa kematian jantung mendadak (Sudden Cardiac death).
Di Amerika Serikat dilaporkan setiap tahun lebih dari satu juta orang mengalami serangan jantung, separohnya mengalami kematian pada jam-jam pertama setelah adanya gejala. Setengah juta dari yang mengalami serangan jantung ini berhasil mencapai rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dan dirawat di unit perawatan koroner intensif (ICCU) atau di sebut juga Unit perawatan kardiovaskuler Intensif (Cardio Vascular Care Unit). Dilaporkan pula bahwa angka kematian di Rumah Sakit (RS) sekitar 15%, biasanya akibat kematian (necrose) otot jantung yang luas. Sebanyak kira-kira 425.000 dari pasien yang dirawat ini berhasil meninggalkan RS dan kira-kira 10% (42.000) dari jumlah ini meninggal setelah satu tahun kemudian. Amerika Serikat mengeluarkan biaya sebanyak 60 milyar dollar atau kira-kira Rp. 10.000 x 60.000.000.000 = Rp.600.000.000.000.000, sejumlah 600 trilyun rupiah setiap tahunnya untuk biaya pengobatan, dan juga hilangnya produktivitas dan penghasilan. (Rata-rata Rp. 600 Juta/orang,   Ooow Mahaaaallll…!)
Mengingat hal di atas, sangatlah penting untuk mengetahui apa itu serangan jantung, pengenalan dini dan bagaimana pertolongannya sehingga dengan demikian diharapkan banyak orang yang terselamatkan dari serangan jantung. Lagipula semua orang dimungkinkan terkena serangan jantung, terutama anda yang memiliki banyak faktor resiko koroner yang menjadi penyebab terjadinya PJK. Tulisan ini bertujuan untuk menerangkan apa itu serangan jantung, bagaimana mengetahuinya secara dini dan bagaimana pertolongannya yang tepat dengan harapan agar masyarakat dapat memahami dengan baik.
Definisi dan gejala serangan jantung
Serangan jantung akut adalah kematian otot-otot jantung yang disebabkan oleh terhentinya pasokan darah ke otot jantung. Pasokan darah ke otot jantung terhenti akibat satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner tersumbat oleh gumpalan darah yang disebut trombus. Tersumbatnya pembuluh koroner mengakibatkan otot-otot jantung yang diperdarahinya tidak mendapat pasokan darah dengan segala nutrisi yang ada di dalamnya seperti glukosa, vitamin dan mineral, hormon-hormon dan elektrolit seperti natrium, kalium, magnesium dan kalsium. Pasokan oksigen yang sangat diperlukan untuk hidupnya otot jantung juga akan terhenti. Matinya sebagian otot jantung ini akan mengakibatkan gangguan fungsi jantung sebagai pemompa darah ke seluruh tubuh termasuk semua organ seperti paru, hati (limpa), ginjal dan organ-organ tubuh lainnya. Intinya adalah pasokan darah beserta zat makanan di dalamnya untuk kebutuhan tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki akan terganggu, tergantung pada pembuluh koroner mana yang tersumbat, dan berapa pembuluh koroner yang tersumbat akan berdampak pada luasnya otot jantung yang mengalami kematian.
Bila yang tersumbat pembuluh koroner utama (left main coronary artery) serangan jantung biasanya berakhir dengan kematian. Demikian juga bila sumbatan terjadi pada banyak tempat, pasien jarang bisa ditolong. Lain halnya bila yang tersumbat itu satu pembuluh koroner atau cabang dari pembuluh koroner yang ada biasanya penderita akan tertolong. Hal ini juga tergantung pada pertolongan yang diberikan saat terjadinya serangan jantung, yang berhubungan erat dengan waktu datangnya pasien ke unit darurat (emergency room). Bila pasien datang tidak lebih dari 6 jam setelah dirasakannya gejala biasanya pemberian terapi trombolitik akan sangat bermanfaat. Terapi trombolitik ini dimaksudkan untuk membuka kembali sumbatan koroner yang terjadi.
Gejala serangan jantung akut
Penderita serangan jantung akut akan merasakan nyeri dada khas akibat terhentinya pasokan darah ke otot jantung yang diperdarahi oleh pembuluh koroner yang tersumbat. Dapat dikatakan bahwa nyeri dada yang dirasakan oleh pasien yang mengalami serangan jantung itu merupakan jeritan dari otot jantung yang terhenti pasokan oksigen dan zat makanan lain untuknya. "Hei, gua ini tak dapat oksigen, nih!?" demikianlah kira-kira jeritan otot jantung tersebut. Bermacam-macam manifestasi nyeri dada dapat dirasakan. Mulai dari terasa terhimpit barang berat, rasa dibakar, rasa diremas, dipelintir sampai dengan rasa diiris-iris. Nyeri dada khas ini lebih dikenal dengan istilah angina pektoris. Biasanya berlangsung lebih dari 20 menit. Nyeri dada ini tidak hilang dengan istirahat dan juga tidak hilang dengan pemberian obat nitrat di bawah lidah. Rasa nyeri di dada ini sering menjalar ke lengan kiri sampai ke jari-jari tangan. Terasa tembus sampai ke punggung dan dapat pula sampai ke leher sehingga terasa seperti di cekik dan dapat juga ke rahang bawah. Nyeri angina ini dapat juga seperti keluhan penderita sakit lambung (maag), yaitu berupa rasa nyeri di ulu hati. Sering juga dikeluhkan oleh pasien sebagai rasa sukar bernafas. Serangan jantung akut ini biasanya diikuti dengan keringat yang bercucuran yang sering melebihi pekerja berat, tetapi dikeluhkan sebagai keringat dingin yang sering sehingga dapat membasahi pakaian penderita.
Di samping itu ada juga serangan jantung yang seolah-olah tanpa gejala. Pasien hanya merasakan tak enak di dada. Keadaan ini dikenal sebagai Silent Myocardial Infarction. Diagnosa biasanya ditegakkan dokter berdasarkan hasil rekaman listrik jantung (EKG) waktu datang di ruang emergensi dan kenaikan enzim jantung. Sering terdapat pada penderita dengan diabetes mellitus.
Bagaimana menentukan adanya serangan jantung akut?
Penentuan seseorang menderita serangan jantung mendadak bagi dokter yang bertugas di UGD adalah berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh organisasi kesehatan dunia yaitu terdapatnya 2 dari 3 tanda-tanda : adanya keluhan nyeri dada khas, adanya perubahan EKG, dan adanya peningkatan kadar enzim jantung. Bila kriteria ini tidak terpenuhi, diagnosa serangan jantung dapat dikesampingkan.
Pengenalan dini PJK
Adalah lebih bagus bagi seseorang bila mengetahui lebih dini bahwa dirinya menderita PJK dari pada mengetahui setelah sampai di ruang emergensi dan dinyatakan mengalami serangan jantung. Lebih celaka lagi bila keluarga dan orang yang ditinggalkan baru tahu setelah si pasien telah tiada dan dinyatakan meninggal mendadak akibat serangan jantung. Dari hasil penelitian di luar negeri dilaporkan bahwa sebanyak 64% penderita PJK baru diketahui menderita PJK setelah adanya serangan jantung akut dan 54% mengalami kematian mendadak akibat serangan jantung  setelah kejadian.

Lalu apa yang perlu dilakukan untuk dapat mengetahui secara dini PJK?
Jawabannya adalah memeriksakan diri secara rutin. Apalagi bila ada keluhan berupa rasa tidak enak di dada kiri atau dibelakang tulang dada. Nyeri ini biasanya terjadi pada saat adanya aktivitas fisik dan hilang bila beristirahat. Pokoknya bila ada rasa tidak enak di dada yang selama ini tidak pernah dirasakan anggaplah itu sebagai gejala awal dari PJK. Bila anda datang ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (Kardiolog), akan dikonfirmasikan apakah keluhan itu benar akibat PJK atau tidak. Disamping melakukan tanya jawab (anamnesa) tentang keluhan yang anda rasakan, dokter akan memeriksa EKG untuk melihat adakah tanda-tanda penyempitan pembuluh darah koroner anda. Bila EKG istirahat ini normal, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda iskemik miokard akibat kurangnya pasokan oksigen ke otot jantung. Selanjutnya kardiolog akan melakukan Uji Latih Jantung dengan Beban (ULJB) dimana EKG anda dilakukan saat anda melakukan aktifitas fisik. ULJB dapat dilakukan dengan treadmill (jentera lari) atau dengan memakai ergo cycle (sepeda statis). Seandainya pemeriksaan ULJB ini menunjukkan adanya tanda-tanda penyempitan pada arteri koroner maka disebut hasil treadmill anda positif. Dokter anda akan memberitahukan bahwa anda mengidap sejenis PJK yang disebut penyakit jantung koroner iskemi. Diduga terdapat penyempitan pada salah satu atau lebih pembuluh koroner anda. Di saat itulah anda sudah harus mulai merobah gaya hidup (lifestyle) anda. Untuk dapat mencegah agar PJK ini menjadi lebih berat. Penyempitan pembuluh darah koroner yang sudah ada harus dijaga supaya tidak bertambah sempit sehingga terjadi penyumbatan total. Bila tidak dicegah akan terjadi serangan jantung akut yang berakibat kematian mendadak.
Gaya hidup bagaimana seharusnya dilakukan?
Upaya seseorang untuk tidak dapat PJK bagi yang belum dinyatakan menderita PJK atau agar seseorang yang telah menderita penyakit jantung iskemi tidak berlanjut menjadi serangan jantung atau berakhir dengan kematian mendadak adalah dengan menjauhi gaya hidup PJK yang berisiko tinggi. Enam hal yang perlu dilakukan adalah:
·      Bila anda perokok, berhentilah merokok sekarang juga.
·      Bila anda menderita kolesterol tinggi, lakukanlah diet rendah kolesterol dengan membatasi bahan makanan yang berkolesterol tinggi.
·      Bila anda menderita tekanan darah tinggi, supaya mengontrol tekanan darah baik dengan membatasi garam atau konsultasilah dengan dokter anda. Bila anda menderita diabetes melitus, minta nasihat dokter anda untuk dapat mengontrol gula darah anda.
·      Atasi stress psikologis bila kehidupan dan pekerjaan anda menyebabkan stress psikologis yang tinggi.
·      Berolahraga teratur, mintalah advis pada dokter keluarga atau dokter spesialis jantung dan pembuluh darah anda.
Bagaimana pertolongan pada serangan jantung?
Serangan jantung memerlukan pertolongan yang cepat dan tepat. Jika seorang anggota keluarga, orang yang anda sayangi atau tetangga anda mengalami serangan jantung mendadak, apa yang dapat anda lakukan ? Yang paling penting dan utama anda lakukan adalah menenangkan penderita - karena disamping nyeri angina - seorang dalam serangan jantung biasanya dihantui rasa takut yaitu takut akan mati. Disamping itu anda juga harus menenangkan anggota keluarga agar supaya tidak panik.Bila yang bersangkutan sudah pernah mengalami serangan jantung atau sudah diketahui bahwa dia menderita PJK iskemi sebelumnya, dapat diberikan nitrat dibawah lidah seperti Cedocard 5 mg, Isordil, Nitrobat atau Isorbid 5 mg dan diberikan Aspirin untuk dikunyah sebesar 300-500 mg. Untuk yang baru pertama mengalami serangan jantung berikan Aspirin ½ tablet sampai 1 tablet untuk dikunyah, segera mungkin penderita dibawa ke UGD/Emergensi untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya.
Bila dokter yang bertugas sudah yakin bahwa penderita benar dalam serangan jantung akut sudah barang tentu penderita mendapatkan terapi yang sesuai untuk itu. Setelah mendapatkan oksigen dan pemasangan infus, bila penderita masih merasa kesakitan akan mendapatkan obat penghilang rasa sakit (pain killer). Obat penenang dan laksan diberikan agar penderita tidak perlu mengejan untuk buang air besar. Obat-obat lainnya diberikan tergantung indikasi .
Bila pasien datang kurang dari 12 jam sejak gejala pertama, dapat diberikan obat yang diharapkan dapat menghancurkan/melumerkan sumbatan yang terjadi , hal ini disebut trombolitik. Obat trombolitik ini dapat diberikan langsung melalui suntikan intravena dilanjutkan dengan infus. Bila diperlukan dapat juga diberikan langsung ke dalam arteri koroner. Ini dilakukan di ruang kateterisasi bila perlu akan dilakukan direct/primary PTCA (Percutaneous Transluminal Coronary Angiograplasty), yaitu membuka langsung pembuluh koroner yang tersumbat dengan memasukkan balon ke tempat sumbatan untuk kemudian dikembangkan dari luar sehingga pembuluh koroner yang tersumbat dapat dibuka kembali. Dengan demikian maka aliran darah akan kembali seperti semula sehingga otot jantung terhindar dari kematian. Selanjutnya penderita akan di rawat di ruang intensif sebelum dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Bila semua tindakan diatas tidak juga memberikan hasil maka pilihan terakhir adalah dengan melakukan pembedahan yang disebut bedah pintas koroner dengan memasukkan pembuluh baru melewati lokasi yang mengalami penyumbatan yang distal graft. Graft ini dapat berasal dari pembuluh darah balik yang diambil dari kaki, atau arteri radialis di tangan. Dapat juga digunakan pembuluh darah yang memperdarahi susu yang disebut arteri mamaria. Bisa arteri mamaria kiri atau kanan maupun keduanya tergantung kebutuhan.
Setelah mengalami serangan jantung penderita dapat meninggalkan rumah sakit setelah 5-7 hari perawatan. Terutama pada serangan jantung mendadak tanpa komplikasi. Demikian juga pasca CABG penderita dapat pulang setelah perawatan di rumah sakit selama 5-10 hari.
Kesimpulan
·      Serangan jantung mendadak ditentukan bila ada nyeri dada khas infark disertai kelainan EKG khas infark dan atau kenaikan enzim jantung.
·      Pengenalan dini PJK sangat diperlukan untuk mencegah serangan jantung mendadak yang dapat berakhir dengan kematian.
·      Bila terjadi serangan jantung agar segera ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas untuk penanganan serangan jantung mendadak.
·      Lebih cepat datang ke rumah sakit sangat menentukan perjalanan penyakit selanjutnya. Karena kedatangan ke UGD/emergensi kurang dari 6 jam setelah serangan pemberian terapi trombolitik akan sangat bermanfaat untuk dapat membuka pembuluh koroner yang tersumbat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar